Cemburu?! Hm… sepertinya semua orang pernah merasakannya. Biasanya sih cemburu karena “si dia” alias seseorang yang kita “sayang” di deketin, digoda, atau apalah oleh si A ,si B ,si C ,bahkan si Z… J
Nah, di sini saya bukan sedang cemburu karena hal di atas. Tapi saya cemburu pada tokoh - tokoh cerita yang bener- bener true story eui (bener – bener ada). Cemburu karena kedekatan hati mereka kepada Rabbnya Sang Maha Pemilik Kecemburuan… aih bikin meleleh.
Saya termasuk tipe orang yang hobi membaca buku. Semenjak saya “berpindah haluan” alias berhijrah saya menjadi gemar membaca buku tentang wanita – wanita yang soleha. Karena bisa membuat saya jadi semakin termotivasi untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Banyak sekali buku yang saya baca. Salah satu yang membekas di hati saya adalah kisah tentang Rabiah al- Adawiyah . Seorang wanita sufi yang semasa hidupnya banyak sekali mendapat cobaan- cobaan yang sangat dahsyat. Cobaan – cobaan tersebut tak membuatnya menghujat Allah tapi malah membuatnya semakin dekat dengan Allah. Subhanallah sekali. Sering saya bertanya di dalam hati kapan saya bisa seperti beliau yang benar – benar mendapatkan cinta sejati yang fitrah dan suci. Tapi tentu, bertanya saja tak mampu merubah saya tapi harus dibarengi dengan usaha yang keras dan kekonsistenan diri untuk mendapatkannya. Keep istiqomah ^^
Lalu belakangan, saya membaca sebuah kumcer(kalo gag salah) karya Mba’ Asma Nadia ,dkk yang berjudul Catatan Hati di Setiap Sujudku. Di buku itu, ada cerpen yang judulnya “ Muslimah yang Telah Membuat Saya Cemburu”. Membacanya membuat saya semakin iri dengan kedahsyatan cinta mereka yang begitu kuat kepada Rabbnya. Subhanallah subhanallah subhanallah. Dalam cerita tersebut ada dialog yang membuat hati saya berdesir hebat.
“Saya ingin bersih ketika menghadap-Nya nanti .Saya ingin Allah menyambut saya dengan cinta. Saya ingin Dia mengizinkan saya, yang pernah begitu kotor ini, untuk menatap wajah-Nya.”
Huh, waktu itu saya mengalami kefuturan dalam keimanan saya. Mungkin karena kesibukan rutinitas saya yang cenderung lebih banyak bergaul dengan hal duniawi ketimbang ukhrawi. Saat saya membaca buku tersebut, hati saya seolah mendapat asupan suplemen yang dahsyat. Kecemburuan saya membuat saya semakin berjuang agar Allah selalu mencintai saya. Subhanallah ternyata cinta sejati itu membuat jiwa menjadi tenang dan kian bersih. Allahu Akbar.
0 komentar:
Posting Komentar